Kini Bisa Depo Via PULSA & Terima Segala Rekening Ponsel Seperti OVO, T-cash, PAYPRO, Go-PAY DLL di LEXUSDOMINO | Dapatkan Bonus Cashback Harian 0.5% - Bonus Jackpt Ratusan Juta | Join Sekarang Juga Di www.LEXUSHOKI.net

Tak Tahan Dibully Teman Sekampusnya, Masiswi Ini Tulis Pesan Terakhir Lalu Akhirnya Bunuh Diri



Ambisi Jerusha Sanjeevi (24) untuk meraih gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) akhirnya kandas. Dia mengakhiri hidup gara-gara tak tahan ejekan rasis rekan-rekannya. Di dekat tempatnya mengembuskan napas terakhir, ditemukan sebuah catatan. Isinya sangat menyentuh.

Jerusha meninggal karena keracunan karbon monoksida akut pada 22 April 2017. Jasadnya ditemukan dua hari kemudian. Jerusha perempuan asal Malaysia yang menempuh pendidikan S3 Universitas Negeri Utah (USU) di Amerika Serikat.

Menurut The Herald Journal, Jerusha memiliki gelar Master dalam psikologi klinis dan sedang mengejar gelar PhD di USU. Namun, selama di universitas, ia menghadapi rasisme dari teman-teman sekelasnya.

Sekarang, pacar Jerusha, Matthew Bick, telah mengajukan gugatan terhadap universitas, bersama dengan sekolah psikologi institusi dan beberapa teman sekelas dan profesornya.

Agen Domino


Dalam gugatan itu, Matthew Bick menuduh bahwa teman-teman sekolahnya mengganggu Jerusha dengan menyebarkan desas-desus tentang dirinya, mengolok-olok nama Asia yang "aneh", mengatakan kepadanya bahwa dia "berbau seperti makanan India", dan bahkan mengatakan bahwa warna kulitnya yang lebih gelap membuatnya tidak layak mendapatkan posisi penelitian di universitas.

Seorang siswa diduga membuat komentar menghina tentang orang-orang Asia seperti, "Nama peneliti Asia sangat aneh" dan "Orang Asia hanya ingin menyenangkan orang tua mereka," menurut gugatan itu. Orang ini diduga melakukan intimidasi terhadap Jerusha setiap hari.

Gugatan itu juga mengklaim Jerusha memberi tahu seorang teman bahwa dia ingin meninggalkan labnya karena dia tidak tahan lagi dengan penghinaan itu. Gugatan itu menambahkan bahwa pada bulan Desember 2016, Jerusha bertemu dengan kepala departemen universitas untuk melaporkan intimidasi.

Agen Poker


Namun, kepala departemen menyimpulkan bahwa itu hanya konflik antara mahasiswa dan tidak menyelidiki beberapa laporan tentang intimidasi dan rasisme dari mahasiswa lain, bahkan setelah kematian Jerusha.

Beberapa hari sebelum kematiannya, Jerusha memberi tahu seorang teman tentang bagaimana perasaannya tentang sekolah yang tidak menanggapi laporannya dengan serius. Menanggapi gugatan itu, seorang juru bicara USU membantah tuduhan tersebut.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tak Tahan Dibully Teman Sekampusnya, Masiswi Ini Tulis Pesan Terakhir Lalu Akhirnya Bunuh Diri"

Posting Komentar